Serat Paramayoga: Beberapa Kutipan


L286    Serat Paramayoga
SK—127—170—Bhs Jawa—Aks Jawa—Prosa—Rol 138—no. 3

Karya Ranggawarsita yang dengan gayanya sendiri menceritakan genealogi para nabi mulai dari Nabi Adam, para dewa sampai dengan Ajisaka di tanah Hindustan. Edisi Serat Paramayoga ini pernah diterbitkan oleh A. Rusche, di surakarta pada tahun 1884 (Pratelan I:345-348).[1]

Menurut keterangan kolofon (h. iv), naskah disalin dari buku cetak oleh Ng. Dermapermuja, "abdidalem mantra ngampil," pada tahun 1888 (penanggalan Jawa dan Masehi yang diberikan berselisih 9 hari). Kertas yang dipergunakan dalam penyalinan naskah ini bukan kertas impor yang bercap air seperti biasanya dipakai pada dasawarsa 1880, tetapi kertas tebal yang lebih sering dijumpai dalam naskah salinan tahun 1910-an (?).
Pada h. i-iii terdapat bermacam-macam abjad antara lain abjad Bugis, Buda, "aksara sandi lami, tengah, enggal, Maospait." (Behrend, 1990: 381-382)

Menurut  Poerbatjaraka, isi kitab Paramayoga ini merupakan saduran dari isi Serat Kanda yang diperkirakan merupakan karya eyang buyutnya (Yosodipuro I) yang telah beredar sebelumnya. Di tangan Ronggowarsito, Serat Kanda itu disadur sedemikian rupa dan ceritanya disesuaikan dengan situasi, keadaan zaman serta beberapa informasi dan pengetahuan yang dimiliki dan didengar oleh Ronggowarsito (Poerbatjaraka, 1952:158).

Mengenai kapan Paramayoga ini ditulis oleh Ronggowarsito, tidak ada tahun pasti yang menjelaskan. Namun ironisnya dalam katalog Perpustakaan Radya Pustaka Surakarta, diberi catatan bahwa Paramayoga disebutkan ditulis pada tahun 1906 M, dengan jumlah halaman 162 halaman. Padahal R. Ng. Ronggowarsito sendiri wafat pada hari Rabu Pon tanggal 5 Dulkaidah 1802 Jawa atau 24 Desember 1873 M. Maka keterangan yang menyebutkan tahun 1906 sebagai tahun penulisan itu jelas tidak beralasan. Yang benar pada tahun 1906 itu, Paramayoga diterbitkan oleh NV. Voorhen H. Boening di Yogyakarta untuk pertama kalinya; atau, menurut Poerbatjaraka, serat ini pernah dicetak pada tahun 1922 M. Selanjutnya pada tahun 1992, Paramayoga pernah dilatinkan oleh H. Karkono Partokusuma (Kamajaya) dan diterbitkan oleh Yayasan Centhini Yogyakarta. Demikianlah, selanjutnya buku ini diterjemahkan dari terbitan Yayasan Centhini itu, dengan tetap memperhatikan aslinya, yakni terbitan NV. Voorhen H. Boening di atas. (Ronggowarsita, 2001: x-xi)

Diketahui, yang dikatakan serat yang bernama Jitapsara, karangan Bagawan Palasara di Ngastina, yang saya ketahui tidak ada. Ada serat yang bernama Jitapsara, tetapi serat tersebut dikarang oleh R.Ng.Ranggawarsita sendiri. (Nanti akan dijelaskan selanjutnya). Begitu juga serat Pustaka Darya, kumpulan kitab dari tanah Indhu, yang saya ketahui juga tidak ada. Mengenai perihal serat-serat berbahasa Arab, tidak saya beri keterangan sama sekali, karena sedikitnya pengetahuan saya terhadap kitab-kitab Arab. Apakah serat-serat (kitab) Arab yang disebutkan di dalam serat Paramayoga tadi pada kenyataannya ada atau tidak, hal tersebut tidak akan saya jelaskan. Yang sebenar-benarnya, serat Paramayoga ini berasal dari serat Kandha, yang sudah dijelaskan dimuka. Serat Kandha ini oleh R.Ng. Ranggawarsita dibuat dengan berurutan, dibangun, ditambahi, ditambahi banyak sekali. Hasil gubahan tersebut sebagian besar didapat R. Ng. Ranggawarsita dari kisah yang diceritakan temannya dari Belanda, C.F. Winter dan Cohen Stuart. Seperti nama-nama yang berasal dari ilmu geografi: Laut Kaspi, gunung Kaokasus, dsb. (Poerbatjaraka, 1952: 159)

Saya ulang lagi penjelasan saya: serat Paramayoga ini berintikan serat Kandha yang dibuat naratif disertai perubahan-perubahan, digubah menurut pengetahuan dan kehendak R. Ng. Ranggawarsita. Serat Paramayoga sudah dicetak menggunakan aksara Jawa pada tahun 1922. (Poerbatjaraka, 1952:160)
---------------
[1]
Soewignja, R. Poerwa, R. Wirawangsa, D.A. Rinkes. 1920-1921. Pratelan Kawontenaning Boekoe-Boekoe Basa Djawi (Tjitakan) ingkang Kasimpen wonten ing Gedong Boekoe (Museum) ing Pasimpen (Bibliotheek) XXXIII. 2 jilid.
 
REFERENCES
Behrend, T.E., ed. 1990. Katalog Induk Naskah-naskah Nusantara. Jilid 1: Museum Sonobudoyo, Yogyakarta. Jakarta: Djambatan.
Poerbatjaraka, R. M. Ng. 1952. Kapustakan Djawi. Jakarta: Djambatan.
Ronggowarsito, R. Ng. 2001. Paramayoga: Mitos Asal Usul Manusia Jawa, Terj. Otto Sukatno Cr. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

0 Response to "Serat Paramayoga: Beberapa Kutipan"

Posting Komentar

Jika postingan di atas bermanfaat dan Anda tertarik untuk berbagi perasaan dan pikiran bersama kami, silakan tulis komentar. Terima kasih ;-)